KENDARINEWS.COM–Kepala Kantor wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sultra, Syaiful, mengatakan Ekonomi Sultra pada semester I 2022 bertumbuh diangka 5,07 persen. Pergerakan pertokoan, terminal, angkutan udara yang menggeliat merupakan salah satu aspek pendorong pertumbuhan ekonomi tersebut.
“Bulan Juni, Sultra mengalami deflasi. Mobilitas ini harus terus didorong. Dengan harapan, menjaga momentum agar kondisi ekonomi tetap menunjukkan peningkatan positif,” kata Syaiful, kemarin.
Pada Juni 2022 terjadi deflasi sebesar 0,24 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 111,41 persen. Deflasi terjadi karena ada penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok transportasi 1,10 persen dan kelompok makanan, minuman dan tembakau 0,48 persen.
Sementara itu, kata dia, neraca perdagangan Sultra bulan Juni surplus 200,47 juta dollar Amerika Serikat. Nilai ekspor langsung Sultra pada Juni 2022 sebesar 441,57 juta dollar Amerika Serikat. Turun 29,36 persen dari Mei 2022. Namun secara YoY naik 34,01 persen. Dibanding periode yang sama 2021.
Kemudian untuk nilai impor Sultra pada Mei 2022 sebesar 241,1 juta dollar AS. Naik 39,89 persen dari bulan Mei 2022. Sebanyak 99,9 persen ekspor Sultra, berupa produk besi dan baja dengan mitra dagang utama tiongkok.
Selain itu, untuk kinerja pendapatan APBN, pendapatan negara mencapai Rp1.451 miliar (41, 12 persen dari target APBN), naik sebesar Rp112 miliar (8, 36 persen) dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penerimaan pajak tumbuh sebesar 0,95 persen.
Kinerja belanja APBN. Belanja pemerintah pusat mencapai Rp2. 823 miliar (41, 86 persen dari pagi APBN), turun sebesar Rp634, 4 miliar (-18, 35 persen). Yang disebabkan turunnya realisasi belanja pegawai, barang modal dibanding bulan Juni 2021.
Transfer daerah dan dana desa mencapai Rp7. 702 miliar (48, 89 peraen) dari pagi APBN. Turun sebesar 63,48 miliar (0, 82 persen). DD mampu tumbuh sekira 10,62 persen dan DAU yang tumbuh 5,75 persen belum sebanding dengan penurunan transfer ke daerah.
Kepala Bidang Pembinaan Pelaksanaan Anggaran (PPA) II Kanwil DJPb Sultra, Eko Wahyu Budi Utomo mengatakan, kontribusi terbesar ekonomi Sultra saat ini sudah bergeser pada ekspor. Tentu semua ini buah kerja luar biasa dari semua stakeholder.
“Pemulihan ekonomi Sultra terus berlanjut. Didukung kinerja ekspor yang semakin menguat sebagai backbone pertumbuhan ekonomi di Sultra. Ini harus terus dijaga dan tingkatkan. Sebab saat ini, kita masih berada di tengah ancaman ekonomi global. Karenanya, kita harus lebih memperluas pangsa ekspor. Jangan hanya di Taiwan,” ungkapnya. (kn)