KENDARINEWS.COM–Hanya selang sepekan, kasus demam berdarah bertambah menjadi 12 kasus. Hingga semester pertama, DBD sudah menembus 155 kasus, dua diantaranya meninggal dunia.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, drg. Rahminingrum mengatakan jumlah kasus semester I tahun ini lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu. Yang mana, hanya tercatat 135 kasus dengan tiga kasus meninggal dunia.
Peningkatan jumlah kasus DBD disebabkan masih rendahnya kesadaran warga dalam menjalankan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk). PSN yang dimaksud yakni menerapkan perilaku 3M atau menguras, menutup, dan mengubur. Menguras maksudnya membersihkan tempat penyimpanan air secara rutin agar mencegah nyamuk berkembang biak.
“Sebenarnya mudah sekali kita mencegahnya (DBD) cukup dengan 3M plus. Plusnya itu bisa diantaranya bisa menggunakan bubuk larvasida pada tempat penampungan air, menggunakan obat nyamuk, menggunaakan kelambu saat tidur agar terhindar dari gigitan nyamuk, dan masih banyak lagi,” ungkap Rahminingrum, kemarin.
Selanjutnya, menutup maksudnya menutup rapat-rapat tempat penyimpanan air untuk mencegah masuknya nyamuk yang ingin berkembang biak didalam wadah. Sementara mengubur maksudnya menimbun sampah yang berpotensi menjadi sarang dan tempat berkembang biak nyamuk.
Selain karena kurangnya kesadaran warga terhadap PSN, meningkatnya jumlah kasus DBD juga dipengaruhi kondisi cuaca yang kurang bersahabat. Pasalnya saat ini Kota Kendari masih dalam musim penghujan. “Cuaca yang kurang bersahabat terkadang mempengaruhi kondisi tubuh manusia. Jadi sangat mudah terpapar penyakit yang disebabkan oleh virus seperti DBD,” ungkap Rahminingrum.
Sebagai bentuk pencegahan, pihaknya tak henti melaksanakan edukasi kepada masyarakat agar tetap menggalakkan program PSN dengan cara menerapkan 3M Plus. Ia yakin, hanya cara itu yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit yang berasal dari gigitan nyamuk Aedes Aegyti itu.
“Sebisa mungkin kita menghilangkan jentik nyamuk yang ada disekitar kita. Kita upayakan juga agar tidak tergigit oleh nyamuk. Karena meskipun virusnya ada tapi jika tidak ada nyamuk itu kita tidak akan terkena DBD. Karena vektor (DBD) itu adalah gigitan nyamuk,” pungkasnya. (kn)