Angka Stunting Capai 227 Kasus

KENDARINEWS.COM– Gagal tumbuh kembang anak (stanting,red) masih menjadi problem semua wilayah di Indonesia, tak terkecuali di Kota Kendari. Data Dinas Kesehatan mencatat, hingga Mei 2022 angka stunting sudah mencapai 227 kasus.

Wali Kota Kendari Sulkarnain Kadir mengaku masih terus berusaha menekan angka stunting di Kota Kendari. Menurutnya, keterlibatan semua pihak diperlukan untuk menekan agar jumlahnya tidak naik. “Menangani stunting ini mesti multipihak. Jadi memang harus merangkul banyak pihak. Ya kita sih berharap mudah-mudahan angka stunting kita bisa ditekan,” ungkapnya kemarin.

Menurut Sulkarnain, stunting bukan hanya sekedar masalah kesehatan, tapi semua aspek lingkungan masuk. Karena stunting nanti akan berdampak pada gizi anak-anak di Kota Kendari. “Saya sampaikan sekali lagi, stunting ini bukan tugas satu aspek saja. Karena sebagian kita kadang-kadang juga masih salah paham. Dikiranya stunting ini hanya urusan kesehatan. Padahal banyak aspek,” ujarnya.

Ia pun menjelaskan, persoalan stunting juga nantinya akan menjadi bagian dari yang akan dikerjakan segera oleh Sekretaris Kota (Sekot) Kendari Ridwansyah Taridala untuk bisa berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait. Termasuk dalam mengkordini Dinas Kesehatan dalam penagangannya.

“Dengan adanya Sekot mudah-mudahan diakhir tahun 2023 nanti sudah bisa di bawah 20. Bahkan kita berharap sih bisa di angka 15 persen,” tutur Sulkarnain.

Senada, Kepala Dinkes Kendari, drg. Rahminingrum mengungkapkan, penanganan stunting merupakan tanggung jawab bersama yang pencegahannya dilakukan lintas sektor. Saat ini pihaknya telah berkordinasi dengan seluruh pihak terkait, salah satunya dengan BKKBN dan Disdalduk Kota Kendari dalam penerapan aplikasi Kartu Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).

Rahminingrum menjelaskan, aplikasi Elsimil dirancang khusus menyasar calon pengantin, ibu hamil dan yang sudah melahirkan. Yakni sebagai alat pemantau kesehatan dan edukasi seputar kesiapan nikah dan program hamil. Melalui aplikasi Elsimil, semua calon pengantin bila sudah mendekati hari H untuk ijab kabul pernikahan, tiga bulan sebelumnya harus melakukan pemeriksaan. Nantinya data tersebut dimasukkan dalam aplikasi itu sendiri.

“Adapun sistem kerja aplikasi Elsimil adalah dengan pencatatan seluruh informasi yang diperoleh dari seluruh pemeriksaan kesehatan yang dilakukan ibu dan calon ibu sebelum hamil. Utamanya 3 komponen Tim Pendamping Keluarga yakni bidan, TP PKK dan Kader BKKBN,” jelas Rahminingrum.

Di sisi lain, upaya pencegahan stunting di Kota Kendari mendapatkan dukungan penuh dari Wali Kota dengan menggangarkan penanganannya sekira Rp 800 juta. Anggaran tersebut diperuntukkan untuk pengadaan Antropometri atau alat pendeteksi stunting seperti alat ukur lingkar lengan dan kelapa (LILA), timbagan berat badan, infantometer, stadiometer, dan lainnya.

“Penanganan stunting itu program rutin dari Puskesmas. Misalnya edukasi buat ibu hamil dan pemeriksaan kesehatan balita. Mudah-mudahan dukungan (anggaran) dari pemerintah bisa membantu menekan angka stunting di Kota Kendari,” kata Rahminingrum. (b/ags)

Tinggalkan Balasan