Demokrasi Indonesia Merosot

‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Demokrasi Makin Mundur? Refleksi 24 Tahun Reformasi”

KENDARINEWS.COM — Dalam 9 tahun terakhir, Indonesia mengalami kemerosotan demokrasi. Demikian dikatakan ilmuwan politik, Prof. Saiful Mujani, pada program ‘Bedah Politik bersama Saiful Mujani’ episode “Demokrasi Makin Mundur? Refleksi 24 Tahun Reformasi” yang tayang di kanal YouTube SMRC TV pada Selasa, 17 Mei 2022.

Pernyataan pendiri SMRC ini berdasarkan data Freedom House dari 2013 sampai 2022. Data itu menunjukkan skor demokrasi Indonesia mengalami kemunduran dari 65 pada 2013 menjadi 59 pada 2022.

Saiful menjelaskan bahwa Freedom House melakukan studi secara rutin mengenai kebebasan. Studi ini meminta sejumlah ahli atau orang yang mengerti politik Indonesia untuk menceklis item-item yang menjadi indikator dari demokrasi, apakah kondisinya membaik atau memburuk. Freedom House melakukan studi terhadap semua negara di dunia, termasuk Indonesia.

Saiful melanjutkan bahwa studi yang dilakukan Freedom House mengukur kondisi demokrasi dengan melihat aspek kebebasan. Mengapa kebebasan? Menurut Saiful, per definisi, tak terbayangkan ada demokrasi tanpa kebebasan. Dasar dari sistem demokrasi adalah kebebasan. Karena itu, kebebasan di seluruh negara menjadi fokus perhatian Freedom House. Lembaga ini kemudian membuat skor antara 0 sampai 100, di mana semakin mendekati 100 semakin baik kondisi demokrasinya, sementara semakin mendekati 0 semakin buruk.

Ilmuwan politik lulusan Ohio State University, Amerika Serikat, ini memaparkan bahwa ada dua indikator demokrasi yang dipakai oleh Freedom House: political rights (hak-hak politik) dan civil liberties (kebebasan sipil). Hak-hak politik antara lain menyangkut penyelenggaraan pemilu, apakah, misalnya, dilakukan secara jujur dan adil atau tidak, bagaimana pemerintahan berjalan, ada check and balances atau tidak, seberapa susah untuk ikut berkontestasi, dan seterusnya.

Saiful mencontohkan bahwa praktik sulitnya membuat partai politik di Indonesia menjadi indikator tentang Indonesia yang kurang membuka akses pada hak-hak politik.

“Semakin mudah orang atau warga untuk mengakses kontestasi dalam kekuasaan, maka itu adalah indikasi demokrasi semakin membaik,” kata Saiful.

Tinggalkan Balasan