Ali Mazi Pada HUT 58 Tahun Sulawesi Tenggara

Menyampaikan Hormat, Terima Kasih serta penghargaan setingi tingginya kepada tokoh pejuang berdirinya Sultra

KENDARINEWS.COM– 58 tahun (27 April 1964) adalah sejarah panjang Sulawesi Tenggara menjadi daerah otonom dan terpisah dari provinsi Sulawesi Selatan. Lembaran episode kelahiran dan perjalanan Provinsi Sultra tergambar dari perjuangan penuh pengorbanan para pendahulu. Tokoh pejuang pemekaran, penjabat gubernur dan gubernur dan wakil gubernur definitif dari periode ke periode mempersembahkan kontribusi demi membangun Sultra sehingga mandiri, berkembang dan berdiri sejajar dengan daerah lain di bumi nusantara.

“Saya secara pribadi, selaku gubernur dan atas nama masyarakat Sultra, dengan penuh rasa hormat, menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada para tokoh pejuang berdirinya Provinsi Sultra, para mantan gubernur/penjabat gubernur, mantan wakil gubernur, para tokoh Sultra yang mendedikasikan dirinya untuk Sultra. Semoga kerja kerasnya tercatat sebagai amal ibadah yang diridai Tuhan Yang Maha Kuasa,” kata Gubernur Sultra Ali Mazi dalam pidatonya saat memimpin upacara HUT ke-58 tahun Sultra di pelataran Rujab Gubernur, Rabu (27/4), kemarin.

Katanya, pengaruh upaya dan kerja keras para pendahulu tersebut sangat besar bagi pembangunan daerah ini. Berbagai tantangan yang dihadapi pada periodenya menorehkan sejarah bagi daerah ini.

Gubernur Sultra dua periode ini menerangkan, peringatan HUT Sultra ke 58 tahun, janganlah dijadikan sebagai kegiatan seremonial belaka, sekadar mengingatkan pada nilai historis semata, atau hanya sekadar mengenang. “Tetapi peringatan HUT Sultra ini seyogyanya menggugah hati nurani dan memacu motivasi, penambah spirit dan energi kita untuk merawat eksistensi, kebanggaan dan kecintaan pada Sultra yang telah diwariskan oleh pendahulu kita,” ungkap Gubernur Ali Mazi yang didampingi Wakil Gubernur Lukman Abunawas saat upacara HUT, kemarin.

Gubernur Ali Mazi menegaskan, hal penting saat ini dan ke depannya, adalah menanamkan dalam diri rasa persatuan dan memiliki rasa bangga menjadi anak dan masyarakat Sultra demi kemajuan Sultra, kendati berbeda suku, budaya, agama, status sosial, dan pandangan politik. (ani/kn)

Tinggalkan Balasan