Nadiem Makarim Dinilai Lakukan Lima Dosa Besar kepada Guru Honorer

KENDARINEWS.COM — Pimpinan honorer non-K2 Kabupaten Banyuwangi Mohamad Sanur blak-blakan mengkritisi Nadiem Makarim. Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) itu dituding telah melakukan lima dosa besar kepada guru honorer.

Dia bahkan menyebut Mas Nadiem tidak pantas menjadi menteri kebanggaan Presiden Joko Widodo.

Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim

“Saya tidak mau menyebut dia (Nadiem, red) sebagai mendikbudristek karena saya menilai sangat tidak layak dia menjadi menteri. Nadiem lebih cocok di Gojek saja,” kata Sanur kepada JPNN.com, Selasa (4/1).

Alasannya, tuding Sanur, karena Nadiem Makarim memang tidak memiliki rasa keadilan sama sekali kepada guru honorer. Dia lantas menyebutkan lima dosa besar Nadiem Makarim, yaitu:

  1. Nadiem Makarim lebih cenderung mementingkan guru swasta dalam rekrutmen PPPK 2021. Ingat, yang berjuang supaya diadakannya rekrutmen PPPK 2021 itu guru honorer negeri, bukan guru swasta. “Buka mata Anda. Kok seenak jidatnya Anda mengakomodasi guru swasta,” tegasnya.
  2. Guru swasta sudah memiliki SK inpassing dan sertifikat pendidik. Mereka dengan mudahnya masuk dan ikut tes PPPK 2021. Baca Juga: Ketum Honorer Sebut Ada Masalah Lebih Besar Dibandingkan NIP PPPK, Bikin Merinding Mereka lulus tanpa kesulitan karena diberikan afirmasi kompetensi teknis 100 persen oleh Nadiem. Para pejuang honorer sekolah negeri, puluhan tahun mengabdi tidak dihargai sama sekali. “Anda memang manusia yang tidak memiliki hati nurani,” cetusnya.
  3. Guru swasta besertifikat pendidik jika lulus PPPK mendapatkan gaji pokok plus tunjangan profesi guru yang besarnya sama dengan gaji pokok. Sementara para guru honorer negeri yang berjuang hanya diberikan gaji pokok karena tidak memiliki sertifikat pendidik. “Ini dosa besar ketiga yang diputuskan Anda, Nadiem Makarim,” serunya.
  4. Banyaknya guru swasta yang lulus dan menggeser para guru honorer negeri yang lulus passing grade. Mereka para guru honorer negeri tua. Kalau kemudian diterapkan optimalisasi, apakah tidak berperikemanusiaan karena mereka harus mengisi formasi di daerah terpencil.
    “Apakah Anda buta? Yang layak ditaruh di daerah terpencil itu guru swasta yang lulus PPPK karena mereka beserdik, yang Anda bangga-banggakan,” ucapnya.
  5. Nadiem Makarim telah menghancurkan tatanan pendidikan di Indonesia. Para guru swasta dibesarkan, dirawat, dilatih, dikembangkan sekolah swasta. “Begitu jadi, Anda malah memindahkan ke sekolah negeri. Apakah Anda tidak kurang ajar kepada para pendiri sekolah swasta ?” ujarnya. “Camkan itu baik-baik Nadiem. Anda tidak layak menjadi menteri. Lebih baik Anda kembali ke Gojek,” pungkasnya. (jpnn/fajar/kn)

Tinggalkan Balasan