Kemendikbud Sebut Kemunculan Klaster Sekolah Akibat Abai Prokes

KENDARINEWS.COM – Sejumlah wilayah di Indonesia tengah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas. Akan tetapi, dalam uji coba PTM ini ditemukan adanya klaster Covid-19 di lingkungan sekolah.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jumeri mengatakan bahwa klaster ini muncul karena uji coba tidak diiringi dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat.

“Dari beberapa kasus yang terjadi, ketika sekolah itu terjadi klaster sebenarnya umumnya terjadi pelanggaran prokes. Tidak hati-hati, tidak sungguh-sungguh dalam menjaga prokes,” kata Jumeri dalam webinar Bincang Sore Kemendikbud, Kamis (8/4).

Meskipun begitu, kemunculan kasus tersebut, menurutnya merupakan pembelajaran bagi sekolah. Artinya agar satuan pendidikan dapat lebih baik lagi dalam menyelenggarakan PTM.

“Agar sekolah punya praktik baik, kebiasaan baik menjaga kesehatan warganya meskipun pembelajaran tatap muka. Ini akan terus dievaluasi dan akan kita sebarkan sebagai praktik baik, memang semua ada risikonya,” terangnya.

Untuk kesiapan PTM sendiri, Jumeri mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 238 ribu sekolah yang sudah melapor daftar periksa sebagai salah satu syarat PTM. Jumlah itu sebesar 60 persen dari jumlah sekolah yang ada di semua jenjang.

“Dari laporan kami saat ini yang sudah lapor dari 432 ribu sekolah, sudah lapor 238 ribu. Jadi sudah lebih dari 60 persen yang lapor. Kemudian dari laporan yang ada, 96 persen sudah punya sarana cuci tangan dengan sabun, 86 persen sudah memiliki desinfektan, 83 persen mampu mengakses fasilitas kesehatan, dan 77 persen memiliki cadangan masker,” pungkas dia. (KN)

Tinggalkan Balasan