Kasus Balita Stunting di Kendari Turun Drastis

KENDARIPOS.CO.ID — Upaya Pemkot Kendari menekan kasus stunting di Kota Kendari membuahkan hasil. Tiap tahun, kasus stunting terus menujukan tren menurun. Sepanjang Januari hingga Agustus, jumlah kasus kekerdilan pada bayi di bawah lima tahun tercatat 42 kasus. Jumlah ini menurun drastis dibanding tahun 2019 yang mencapai 230 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, drg Rahminingrum mengatakan meskipun Kota Kendari bukan lotus stunting di Sultra, namun pencegahan terus dilakukan. Tidak hanya memberikan edukasi, pihaknya turut memberikan layanan pengobatan termasuk membagikan suplemen dan vitamin kepada balita maupun ibu hamil.

“Kasus stunting tidak bisa dianggap remeh sebab bisa menyebabkan kematian. Makanya, stunting harus menjadi tanggung jawab bersama. Kondisi anak stunting ini bisa dialami oleh siapa saja. Baik masyarakat yang kurang mampu maupun berkecukupan karena bisa berkaitan dengan pola makan dan pola hidup, tetapi bukan berarti tidak bisa dicegah,” jelasnya kemarin.

Di sisi lain, Dinkes ikut mengoptimalkan peran Posyandu. Sebagai garda terdepan pelayanan bagi ibu hamil dan balita, posyandu tetap dibuka. Namun tetap harus menerapkan protokol kesehatan. Seperti memakai masker dan membagi waktu pemeriksaan. “Jadi, ibu hamil silahkan mengakses layanan kesehatan. Nantinya kita akan diberikan vitamin untuk memastikan kesehatan dan keselamatan ibu juga bayi yang dikandungannya,” ungkapnya.

Stunting merupakan salah satu kondisi yang mesti diperhatikan. Sebab hal ini mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sebagai upaya pencegahan, Dinkes telah mulai program perbaikan gizi dan lingkungan. Sebenarnya, banyak faktor yang mempengaruhi stunting. Mulai dari masalah lingkungan, sanitasi, air bersih, karena itu semua memengaruhi tumbuh kembang. “Sanitasi menjadi pemicu penyakit lantaran menyebabkan daya tahan tubuh menjadi lemah. Selain itu, berat badan menurun dan akhirnya terjadi stunting. “Sumber daya manusia kita ke depan bagaimana agar anak-anak di Kendari tidak menjadi anak yang stunting,” jelasnya.

Wali Kota Kendari, Sulkarnain Kadir mengatakan, pemenuhan gizi pada anak juga tidak luput dari perhatian pemerintah kota. Menurut Sulkarnain dalam mengatasi masalah anak yang mengalami kekurangan gizi dibutuhkan kolaborasi semua pihak. “Kalau stunting ini kan sudah menjadi isu kita dari dua tahun yang lalu, perbaikan gizi, kemudian pemenuhan nutrisi bagi anak-anak kita supaya kemudian bisa tumbuh dengan baik dan bisa bersaing. Kalau bicara stunting ini bukan pekerjaan satu atau dua hari, harus berkolaborasi semua pihak dalam pemenuhan gizi anak. Apalagi dengan situasi Covid-19 sekarang ini,” ujarnya. (b/m2)

Balita Penderita Stunting
Kekerdilan
Gizi Buruk
Tingkat Kecerdasan Tidak Maksimal
Rentan Terserang Penyakit

Sumber Data : Dinas Kesehatan Kota Kendari

Tinggalkan Balasan